Bumi Indonesia, negeri kita, lagi-lagi dihantam gempa. Kali ini, 30 September 2009, wilayah Sumatra Barat, khususnya kota Padang dan Pariaman menerima pukulan berat. Bumi digoncang keras dengan gempa berkekuatan 7,6 skala Richter. Hampir semua gedung bertingkat di Kota Padang runtuh atau rusak berat. Ratusan orang tertimbun dalam reruntuhan gedung. Ratusan lainnya tertimbun tanah. Bahkan ada puluhan anak yang sedang belajar di satu gedung bimbingan belajar tertimbun reruntuhan bangunan.
Mengapa semua ini terjadi? Mengapa peristiwa ini menimpa bumi Minang yang terkenal dengan semboyan ”Adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi Kitabullah”. Dan Mengapa ini terjadi? Padahal, baru sebulan lalu, pada awal September 2009, tepat di awal-awal Ramadhan 1430 Hijriah, wilayah kita lain, Jawa Barat bagian selatan, dihantam gempa serupa. Hanya saja, karena lokasi pusat gempa yang jauh dari daerah pemukiman, maka dampaknya tidak sedahsyat gempa di Sumatra kali ini. Namun, waktu itu, gempa sempat membuat panik warga ibu kota Jakarta. Banyak gedung bertingkat sudah bergoyang dan penghuninya berhamburan.

Seperti biasa, setiap terjadi gempa, para ilmuwan selalu menjelaskan, bahwa gempa terjadi karena bergeser atau pecahnya lempengan tertentu di bumi. Bagi orang sekular, gempa dianggap sebagai peristiwa alam biasa. Tidak ada hubungannya dengan aspek Ketuhanan. Tapi, sebaliknya, orang mukmin yakin benar bahwa gempa ini bukan sekedar peristiwa alam biasa. Hubungan kausalitas tidaklah bersifat pasti, tetapi tergantung kepada kehendak (Iradah) Allah. Api yang mestinya membakar tubuh Nabi Ibrahim, bisa kehilangan daya bakarnya, karena kehendak Allah. Biasanya, dalam berbagai bencana muncul berbagai ”keajaiban” yang di luar jangkauan manusia.


Allah SWT menjelaskan dalam al-Quran (yang artinya):

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Al-Hadid:22-24)


Sebuah ayat al-Quran juga menjelaskan terjadinya peristiwa semacam gempa bumi di masa lalu, (yang artinya): "Orang-orang sebelum mereka telah melakukan makar kepada Allah, maka Allah menghancurkan bangunan-bangunan mereka dari pondasi-pondasinya, dan Allah menjatuhkan atap-atap (bangunan) dari atas mereka, dan Allah menurunkan azab dari arah yang tidak mereka perkirakan.” (QS an-Nahl: 26).

Entah rahasia apa yang terkandung dalam Gempa Sumatra kali ini. Setiap musibah mengandung banyak makna. Akal kita terlalu terbatas untuk memahami hakekat segala sesuatu dalam kehidupan. Kita tidak mudah paham, mengapa dalam gempa kali ini, begitu banyak anak-anak yang tertimbun reruntuhan gedung. Anak-anak itu sedang belajar. Bukan sedang bermaksiat. Hikmah apa yang terkandung dalam peristiwa semacam ini? Tidak mudah memahami semua itu, sebagaimana juga Nabi Musa a.s. sangat sulit memahami berbagai tindakan Chaidir a.s.

Memang, suatu musibah bisa bermakna sebagai hukuman Allah bagi orang-orang yang berdosa. Musibah juga bisa bermakna ujian bagi orang-orang yang beriman. Musibah pun bermakna peringatan Allah bagi orang-orang yang selamat. Kita yang selamat dari musibah, sejatinya sedang diberi peringatan oleh Allah, agar kita segera ingat kepada Allah, agar segera melakukan evaluasi dan segera melakukan perbaikan diri. Biasanya, manusia memang cenderung mendekat kepada Allah ketika berada dalam bahaya. Kita biasanya berdoa dengan tulus ikhlas ketika pesawat yang kita tumpangi dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Ketika itu kita berjanji, berdoa dengan tulus, bahwa kalau kita selamat, maka kita akan berbuat baik di dunia. Tapi, ketika pesawat mendarat dengan selamat, maka biasanya manusia kembali melupakan Allah dan sibuk dengan urusan dunia. Sejumlah ayat al-Quran menggambarkan sifat manusia kebanyakan semacam itu:

”Dialah (Allah) yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan; sehingga ketika kamu berada di dalam bahtera, lalu meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, maka datanglah angin badai; dan ketika gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka tengah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): ”Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.”


Maka, tatakala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi, tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu; lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Yunus: 22-23).


Bagi saudara-saudara kita yang terkena musibah, Insyaallah ini adalah ujian bagi mereka. Jika mereka sabar, maka pahala besarlah bagi mereka. Ujian adalah bagian dari kehidupan orang mukmin, baik ujian senang maupun ujian susah. Manusia selalu diuji imannya. Dengan ujian itulah, maka tampak, siapa yang imannya benar dan siapa yang imannya dusta.

”Apakah manusia menyangka b ahwa mereka akan dibiarkan mengatakan ”Kami beriman”, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-Ankabut: 2-3).


Lihatlah di dunia ini! Ada orang-orang yang diuji oleh Allah dengan segala macam kekurangan. Ada yang diuji dengan kecacatan, kebodohan, dan kemiskinan. Ada yang diuji dengan harta melimpah, kecerdasan, dan kecantikan. Ada yang diuji dengan musibah demi musibah. Semua itu adalah ujian dari Allah. Hidup di dunia ini adalah menempuh ujian demi ujian. Jika kita lulus, maka kita akan selamat di akhirat. Karena itu, apa pun hakekat dari musibah gempa Sumatra kali ini, maka mudah-mudahan ujian itu mampu mendorong saudara-saudara kita di sana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan semakin aktif berdakwah memberantas segala bentuk kemunkaran yang mendatangkan kemurkaan Allah. Kita diingatkan, bahwa manusia mudah lupa. Sampai beberapa hari setelah musibah, biasanya masjid-masjid masih dipenuhi jamaah. Tapi, setahun berlalu, biasanya manusia sudah kembali melupakan Allah dan lebih sibuk pada urusan duniawi.

Bagi yang meninggal dalam musibah, kita doakan, semoga mereka diterima Allah dengan baik; amal-amalnya diterima, dan dosa-dosanya diampuni. Musibah tidak pandang bulu. Manusia yang baik dan buruk juga bisa terkena. Allah SWT sudah mengingatkan, “Dan takutlah kepada fitnah (bencana, penderitaan, ujian) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah, Allah sangat keras siksanya.” (QS an-Anfal:25).

Kita yang selamat baiknya segera menyadari, bahwa di mana pun kita berada, kematian akan selalu mengintai. Dalam surat an-Nahl:26, kita diingatkan, bahwa hukuman Allah ditimpakan kepada umat manusia, karena melakukan makar kepada Allah. Mereka berani menentang Allah secara terbuka, secara terang-terangan. Kita tidak perlu ikut-ikutan tindakan makar kepada Allah yang dilakukan sebagian orang. Misalnya, Allah jelas-jelas menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina. Tetapi yang kita saksikan, di negeri kita, ada orang nikah malah masuk penjara dan para pelaku zina tidak mendapatkan sanksi apa-apa. Bahkan, di negeri yang harusnya menjunjung tinggi paham Tauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa) ini, sejumlah media massa berani menghujat hukum-hukum Allah secara terbuka. Padahal, yang berhak menentukan halal dan haram adalah Allah. Adalah tindakan yang tidak beradab jika maanusia berani merampas hak Allah tersebut.

Kita menyaksikan, bagaimana sekelompok orang – dengan alasan kebebasan berekspresi (freedom od expression) -- dengan terang-terangan menantang aturan Allah dalam soal pakaian. Mereka menyerukan kebebasan. Mereka pikir, tubuh mereka adalah milik mutlak mereka sendiri, sehingga mereka menolak segala aturan tentang pakaian. Bukankah tindakan itu sama saja dengan menantang Allah: ”Wahai Allah, jangan coba-coba mengatur-atur tubuhku! Mau aku tutup atau aku buka, tidak ada urusan dengan Engkau. Ini urusanku sendiri. Ini tubuh-tubuhku sendiri! Aku yang berhak mengatur. Bukan Engkau!” Memang, menurut Prof. Naquib al-Attas, ciri utama dari peradaban Barat adalah ”Manusia dituhankan dan Tuhan dimanusiakan!” ((Man is deified and Deity humanised). Manusia merasa berhak menjadi tuhan dan mengatur dirinya sendiri. Persetan dengan segala aturan Tuhan!

Para ulama sering menyerukan agar tayangan-tayangan di TV yang merusak akhlak dihentikan. Banyak laki-laki yang berpakaian dan berperilaku seperti wanita. Padahal itu jelas-jelas dilaknat oleh Rasulullah saw. Tapi, peringatan Rasulullah saw yang disampaikan para ulama itu diabaikan, bahkan dilecehkan. Kaum wanita yang tercekoki paham kesetaraan gender didorong untuk semakin berani menentang suami, menolak kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga, dan menganggap wanita sama sederajat dengan laki-laki. Bahkan, di zaman seperti sekarang ini, ada sejumlah dosen agama yang secara terang-terangan berani menghalalkan perkawinan sesama jenis. Manusia seperti ini bahkan dihormati, diangkat sebagai cendekiawan, disanjung-sanjung, diundang seminar ke sana kemari, diberi kesempatan menjadi dosen agama. Jika manusia telah durhaka secara terbuka kepada Allah, maka Sang Pencipta tentu mempunyai kebijakan sendiri. Rasulullah SAW bersabda: "Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah menghalalkan turunnya azab Allah atas mereka sendiri". (HR Thabrani dan Al Hakim).

Dalam soal homoseksual, Allah sudah memperingatkan:

“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang Amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu". (QS al-Ankabut:28).

Rasulullah saw juga memperingatkan:


“Barangsiapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual) maka bunuhlah pelaku dan pasangannya.” (HR Ahmad).

Pada setiap zaman, manusia selalu terbelah sikapnya dalam menyikapi kebenaran. Ada yang menjadi pendukung kebenaran dan ada pendukung kebatilan. Yang ironis, di era kebebasan sekarang ini, ada orang-orang yang sebenarnya tidak memahami persoalan dengan baik, ikut-ikutan bicara. Pada 29 September 2009 lalu, dalam perjalanan kembali ke Jakarta, di tengah malam, saya mendengarkan pro-kontra masyarakat tentang rencana kedatangan seorang artis porno dari Jepang ke Indonesia. Si artis itu kabarnya akan main film di Indonesia. Yang ajaib, banyak sekali pendengar radio tersebut yang menyatakan dukungannya terhadap kedatangan artis porno tersebut. Kata mereka tidak ada alasan untuk melarangnya, karena dia bukaan teroris. Suara MUI yang keberatan dengan rencana kedatangan artis tersebut, menjadi bahan ejekan. Sungguh begitu sukses setan dalam menipu manusia, sehingga perbuatan-perbuatan bejat dipandang indah; sebaliknya perbuatan baik malah dipandang jahat.


”Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (QS an-Nahl: 63).


Mudah-mudahan segala macam musibah yang menimpa kita dan saudara-saudara kita mampu melecut kita semua untuk sadar diri dan mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT senantiasa membukakan pintu taubat-Nya untuk kita semua. Dunia ini hanyalah kehidupan yang penuh dengan tipuan dan ujian. Akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Banyak manusia meratapi bencana fisik, tapi mengabaikan bencana iman berupa meluasnya kekufuran. Kita wajib menolong saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, semampu kita. Pada saat yang sama, kita berdoa, mudah-mudahan Allah masih mengasihani kita semua, menunda azab atau hukumannya, dan memberikan kesempatan kepada kita untuk berbenah dan memperbaiki diri. Amin.

Sumber : Adian Husaini/http://www.voa-islam.net


Banyaknya gempa bumi akhir-akhir ini harus semakin membuat kita mawas diri. Senantiasa meningkatkan ketakwaan menjadi solusi. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sejak jauh-jauh hari mengabarkan bahwa salah satu tanda dekatnya kiamat adalah banyaknya gempa bumi.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "tidak terjadi hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, . . . ." (HR. Bukhari, no. 978).

Dalam Musnad Imam Ahmad, ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam duduk-duduk bersama para sahabatnya, di antaranya Salamah bin Nufail perawai hadits ini, beliau menyebutkan sebuah hadits yang di antara isinya; "sebelum terjadinya kiamat akan terjadi kematian-kematian yang mengerikan, dan sesudahnya akan terjadi tahun-tahun gempa bumi."

Bahkan nanti, gempa maha dahsyat akan terjadi sebagai permulaan terjadinya kiamat. Allah berfirman:

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Hajj; 1-2)

Memang kiamat sudah semakin dekat. Hendaknya kita senantiasa memperbaiki diri. Tidak layak kita menyombongkan diri dengan menetang perintah ilahi. sekali lagi meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta'ala harus menjadi solusi. Karena tiada musibah terjadi kacuali karena kemaksiatan yang dilakukan oleh penduduk bumi.

Sumber :http://www.voa-islam.com


Zona Risiko Sekitar Indonesia
Semua kelautan wilayah-wilayah dunia dapat mengalami tsunami, tapi di Samudera Pasifik dan marjinal laut, ada yang jauh lebih besar sering terjadi, destruktif tsunami karena banyaknya gempa bumi besar di sepanjang tepi dari Samudera Pasifik, atau dikenal sebagai Lingkaran Api Pasifik.

Semua daerah pantai berbaring rendah dapat terkena tsunami, beberapa dari mereka dapat menjadi sangat besar; tinggi mereka dapat lebih besar dari 10 meter atau lebih (30 meter dalam kasus-kasus ekstrim), dan mereka dapat bergerak ke daratan beberapa ratus meter, tergantung pada kemiringan tanah.

Tsunami terdiri dari serangkaian gelombang dengan puncak tiba setiap 10 sampai 60 menit. Sering kali gelombang pertama mungkin bukan yang terbesar. Bahaya dari tsunami bisa berlangsung selama beberapa jam setelah kedatangan gelombang pertama. Kadang-kadang pada awalnya tsunami menyebabkan air di dekat pantai surut, memperlihatkan dasar laut.

Kekuatan beberapa tsunami sangat besar. Batu-batu besar seberat beberapa ton, bersama dengan perahu dan sampah lainnya, dapat dipindahkan ke daratan ratusan meter oleh gelombang tsunami kegiatan, dan rumah-rumah dan bangunan hancur. Semua materi ini dan air bergerak dengan kekuatan besar, dan dapat membunuh atau melukai orang.

Tsunami dapat terjadi kapan saja, siang atau malam, dan mereka dapat melakukan perjalanan ke atas sungai-sungai dan aliran dari laut. Mereka juga dapat dengan mudah membungkus di sekitar pulau-pulau dan akan sama tidak berbahaya di pantai menghadap ke sumber tsunami.


Tentang Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut yang dihasilkan oleh gempa bumi atau air tanah longsor.

Kata adalah Jepang dan berarti 'gelombang pelabuhan,' karena pengaruh yang sangat buruk gelombang ini memiliki dataran rendah Jepang masyarakat pesisir. Tsunami sering salah disebut sebagai gelombang pasang, tetapi tsunami sebenarnya merupakan serangkaian gelombang yang dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan rata-rata 450 (dan hingga 600) mil per jam di laut terbuka. Di lautan terbuka, tsunami tidak akan dirasakan oleh kapal-kapal karena akan panjang gelombang ratusan kilometer panjang, dengan amplitudo hanya beberapa meter. Ini juga akan membuat mereka unnoticeable dari udara. Ketika gelombang mendekati pantai, kecepatan mereka berkurang dan amplitudo mereka meningkat. Biasa ketinggian gelombang telah dikenal lebih dari 100 meter tingginya. Namun, gelombang yang 10-20 kaki tinggi dapat sangat merusak dan menyebabkan banyak kematian atau cedera.

Tsunami yang paling sering dihasilkan oleh gempa-disebabkan pergerakan dasar laut. Tanah longsor, letusan gunung berapi, dan bahkan meteorit juga dapat menghasilkan tsunami. Jika gempa bumi besar dirasakan, tsunami dapat mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Daerah paling berisiko kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam satu mil dari garis pantai. Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh tsunami karena tenggelam. Risiko yang terkait termasuk banjir, kontaminasi air minum, api dari pecah atau gas tank garis, dan hilangnya infrastruktur masyarakat penting (polisi, pemadam kebakaran, dan fasilitas medis).

Dari awal daerah sumber pembangkit tsunami, gelombang perjalanan ke luar ke segala arah seperti riak yang disebabkan oleh melemparkan batu ke dalam kolam. Sebagai pendekatan gelombang ini daerah pantai, waktu antara puncak gelombang yang berurutan bervariasi 5-90 menit. Gelombang pertama biasanya bukan yang terbesar dalam rangkaian gelombang, juga bukan yang paling signifikan. Selain itu, salah satu masyarakat pesisir tidak mengalami gelombang merusak sementara yang lain, tidak terlalu jauh, mungkin mengalami gelombang mematikan merusak. Tergantung pada sejumlah faktor, beberapa daerah dataran rendah dapat mengalami pedalaman parah genangan air dan puing-puing lebih dari 1.0


Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
@. 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
@. 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
@.12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
@.9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
@.6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
@.27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
@.26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.

Secara sains, gempa bumi tektonik (selain vulkanik) disebabkan oleh pertemuan lempeng tektonik. Lempeng tektonik merupakan Lapisan Bumi pecahan dari lapisan litosfer bumi. Ada 8 lempeng tektonik mayor (besar) yang membungkus lapisan astenosfer bumi (bagian dalam bumi yang panas, dan lebih cair) yakni
1. Lempeng Afrika,
2. Lembang Antartika,
3. Lempeng Hindia,
4. Lempeng Australia,
5. Lempeng Eurasia (Asia-Eropa),
6. Lempeng Amerika Utara,
7. Lempeng Amerika Selatan, dan
8. Lempeng Pasific.
Dalam literatur umum, jumlah lempeng bumi hanya dibagi menjadi 7 yang mana Australia-Hindia disatukan.
Kedelapan lempeng ini ‘mengapung’ di atas lapisan astenosfer bumi yang ‘encer’. Lapisan Astenosfer berada pada bagian mantel bumi (diantara Outer Core dan Upper Mantle), berada pada kedalaman 100 km – 700 km. Karena bumi mengalami rotasi dengan kecepatan 465 m/s atau 1676 km/jam (hampir 20 kali kecepatan rata-rata kereta api Indonesia), maka semua lapisan bumi ikut mengalami rotasi. Namun, karena lempeng tektonik terpecah-pecah, maka kedelapan lempeng ini ikut berotasi (berputar) dengan kecepatan yang tidak persis sama. Diantara 8 lempeng tektonik ini, mereka saling bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan 5-10 cm per tahun.
Karena adanya gerak relatif antar lempeng ini, maka terjadilah proses pembentukan gunung dan/atau kejadian. Proses pergerakan lempeng ini selalu mengalami tekanan (gaya terhadap lempeng) besar. Tekanan yang terlalu besar ini akan mampu membentuk deformasi batuan dan kerak bumi. Saat lempeng tersebut bergerak dengan energi yang dimilikinya, maka lempeng tersebut akan memberikan gaya pada lempeng lain. Saat gayanya cukup besar, kerak/lempeng tersebut patah atau bergeser. Namun perlu diingat bahwa selama lempeng singgungan masih kuat, maka lempeng tersebut akan menyimpan akumulasi energi pergerakan lempeng ini. Ketika lempeng tersebut berada pada zona patahan aktif, maka pada titik akumulasi tertentu, energi ini kemudian dilepas yang disertai hentakan/patahan keras yang disebut sebagai gempa tektonik
Akibat Pergerakan Lempeng
Indonesia memiliki potensi gempa yang cukup besar karena berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Setidaknya Indonesia berada diwilayah yang mana 4 lempeng besar ’sering berpesta”. yakni lempeng Hindia, Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah rawan gempa tersebut membentang di sepanjang batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda. Kemudian interaksi lempeng Hindia-Australia, Eurasia dan Pasifik bertemu di Banda serta pertemuan lempeng Pasifik-Asia di Sulawesi dan Halmahera.
Dari jenis gerakannya, pergerakan lempeng tektonik dibagi 3 macam yaitu pergerakan yang saling mendekati (yang paling banyak di Indonesia), saling menjauh dan saling berpapasan. Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunung api serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Ind0-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunung api Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunung api di Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika. Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.



Provinsi Sumatera Barat berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia) dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik aktif. Menurut catatan ahli gempa wilayah Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus

Gempa bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak PB, sedikitnya 1.115 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.299 rumah rusak berat, 65.306 rumah rusak sedang, & 78.591 rumah rusak ringan

Bencana terjadi sebagai akibat dua gempa yang terjadi kurang dari 24 jam pada lokasi yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30 September terjadi gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter dengan pusat gempa (episentrum) 57 km di barat daya Kota Pariaman (00,84 LS 99,85 BT) pada kedalaman (hiposentrum) 71 km. Pada hari Kamis 1 Oktober terjadi lagi gempa kedua dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini berpusat di 46 km tenggara Kota Sungaipenuh pada pukul 08.52 WIB dengan kedalaman 24 km. Setelah kedua gempa ini terjadi rangkaian gempa susulan yang lebih lemah. Gempa pertama terjadi pada daerah patahan Mentawai (di bawah laut) sementara gempa kedua terjadi pada patahan Semangko di daratan. Getaran gempa pertama dilaporkan terasa kuat di seluruh wilayah Sumatera Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga dilaporkan dari Padangsidempuan, Medan, Kuala Lumpur, Singapura, Pekanbaru, Jambi, dan Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan sejumlah gedung bertingkat di Singapura mengevakuasi stafnya. Kerusakan parah terjadi di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatera Barat, bagian selatan Sumatera Utara serta Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara Bandar Udara Internasional Minangkabau mengalami kerusakan pada sebagian atap bandara (sepanjang 100 meter) yang terlihat hancur dan sebagian jaringan listrik di bandara juga terputusSempat ditutup dengan alasan keamanan, bandara dibuka kembali pada tanggal 1 Oktober

Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun segera dicabut dan terdapat laporan kerusakan rumah maupun kebakaran. Sejumlah hotel di Padang rusak, dan upaya untuk mencapai Padang cukup susah akibat terputusnya komunikasi. Korban tewas akibat gempa terus bertambah, dikhawatirkan mencapai ribuan orang. Namun demikian, hingga tanggal 4 Oktober 2009, angka resmi yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah 603 orang korban tewas dan 343 orang dilaporkan hilang. Pada tanggal 13 Oktober 2009, angka korban tewas meningkat menjadi 1.115 jiwa. Pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh korban gempa terutama adalah kekurangan obat-obatan, air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta mengevakuasi korban lainnya.

Seorang pejabat PBB mengatakan angka korban meninggal akibat 2 gempa bumi di Indonesia bisa mencapai 1100, sementara tim penyelamat mengeluarkan mayat-mayat dari bawah reruntuhan gedung.
John Holmes, ketua tim kemanusiaan PBB, mengatakan ada juga ratusan yang terluka setelah gempa berkekuatan 7.6 pada skala Richter hari Rabu dan gempa 5.2 skala Richter pada Kamis pagi.
Presiden Amerika Barack Obama mengatakan hari Kamis ia sangat tersentuh melihat penderitaan dan hilangnya nyawa akibat gempa tersebut.
Pihak berwenang Indonesia menyebutkan korban meninggal sebanyak 770 orang, dan mengingatkan bahwa masih bisa bertambah.
Gempa 7,6 skala Richter itu terjadi dilepas pantai pulau Sumatra, dan gempa berikutnya terjadi di Kepulauan Taulaud, di utara Sulawesi.
Kebanyakan korban meninggal dilaporkan berada di kota Padang, di mana sedikitnya 500 gedung runtuh. Sebuah rumah sakit, hotel dan sekolah termasuk yang rusak di kota yang berpenduduk 900.000 orang itu.


Gempa bumi berkekuatan sedang masih terus menggoyang Kepulauan Nusantara tercinta Indonesia.. Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter (SR) mengguncang Sulawesi Utara pada pagi kemarin.. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) mencatat gempa dengan kedalaman 576 km dengan lokasi 4.01LU-122,65 BT mengguncang Sulawesi Utara hingga ke Sulawesi Tengah pada pukul 04:41 WIB, Kamis 8 Oktober 2009.. Pusat gempa berada di 316 km Barat Laut Tahuna-Sulut, 371 km Barat Laut Manado-Sulut.. 386 km Timur Laut Toli-Toli Sulawesi Tengah, 388 km Barat Laut Gorontalo, dan 400 km Barat Laut Bitung-Sulut. Gempa di Sulawesi Utara berkekuatan 6,1 SR ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa berkekuatan 5,5 skala Richter (SR) terjadi di 76 kilometer Timur Laut Melonguane Sulawesi Utara.. Kamis 1 Oktober 2009.. pukul 08.31 WIB. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).. gempa itu berada di 4,11 Lintang Utara-127,35 Bujur Timur.. kedalamannya 20 kilometer.. Pusat gempa itu juga berada pada 216 kilometer Timur Laut Tahuna Sulawesi Utara.. 370 kilometer Barat Laut Ternate-Maluku Utara.. 380 kilometer Timur Laut Bitung-Sulawesi Utara.. dan 403 km Timur Laut Manado-Sulawesi Utara..

Rabu 7 Oktober.. gempa susulan kembali mengguncang Padang Pariaman-Sumatra Barat dengan kekuatan 4,5 SR.. Gempa terjadi pukul 10:19 WIB kedalaman 34 km di lokasi 0,83 LS-99,71 BT..

Gempa lagi.. Gempa lagi.. bagaimanakah ini.. seolah terjadi begitu beruntun.. Dooooooooooh wahai bumi mengapa dikau terus menerus merintih berdendang bergoyang.. ada apakah gerangan denganmu wahai bumi ??.. apakah MAKNA dan HIKMAH TERSEMBUNYI dari semua ini ??.. Sungguh sahabat semua benar benar September Kelabu.. dimulai dari Gempa Tasikmalaya.. Gempa Yogyakarta.. Gempa Bali.. Gempa Sukabumi.. Gempa Sumatera Barat.. Gempa Jambi.. diikuti Gempa Sulawesi Utara.. sebenarnya ada apakah dengan Bumi Pertiwi ini.. mengapa Bumi merintih terus menerus.. akankah esok lebih Ramah ataukah akan lebih Marah lagi..

Tiada hentinya saya menghimbau kepada seluruh sahabat dan saudaraku semuanya untuk lebih Waspada dan Berhati hati.. sama sekali sesungguhnya tiada maksud untuk menakut nakuti atau menyebarkan isue.. tapi mari kita semua untuk lebih Waspada dan Berhati hati.. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan.. akankah Rintihan Bumi terjadi lagi.. sebentar ini.. mungkinkah arahnya lebih baik ataukah lebih buruk lagi.. wallahuaaaalllaaaaam.. walau kita berdoa mudah mudahan cukup sampai di sini saja.. Bangkit Sadarilah.. kembali kita bertanya apakah ini masih Peringatan ALLAH ataukah sudah AZAB ALLAH yang diturunkan atas negeri tercinta ini.. wallahuaaaalllaaaaaam..

Maka saya tiada akan pernah bosannya untuk mengajak para sahabatku yang mengerti akan perjalanan.. serta mau belajar dan memetik hikmah.. mari kita mulai dari sekarang ini bebenah diri kita masing masing.. taubatan nasuha.. yayaya.. TAUBATAN NASUHA.. dan mulai mengenali diri sebenar diri.. menghidupkan malam dalam Tangis penyerahan diri total dan sujud syukur.. melangkah menghampiri DIA dalam la hawla walla quwata.. demi meraih Fitrah Diri dalam ketenangan jiwa.. Jiwa Jiwa yang Merdeka.. Jiwa yang selaras dan seimbang.. dalam pelukan CINTANYA.. Hidup dalam TAUHID sebenar TAUHID

RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk

MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA

Sumber : http://www.kangboed.com

Gempa Sumatera Barat 7,9 SR

Indonesia Menangis

Andalas TV

Kumpul Blogger

Login Ke Blogger

Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!


Link BOX


Get your own LinkBox!

Pengikut

Viral Link

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and marewa

Translate International

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Silahkan Mampir Kawanku


ShoutMix chat widget

Berita Nasional